Sunday, 25 September 2016

Kepolosan Berujung Maut

After Work w/Glg. Pose Sebelum Pulang Ke Pekanbaru, di Fotoin Mondan alias Sohib Gilang Helindro.
#motivasi terbalik
Oleh Edo Fernando

Kring, kring, kring” Hp senterku berbunyi.
“Halo Asw, dengan siapa ini, “ ujar seorang hamba Allah.
“Ini teman dari abang temanmu mau minta tolong, bisa gak lusa minggu take foto wedding saya, lokasinya di Muara Takus, “ ujarnya.

Saya dan sohibku berunding dulu sebentar, ambil atau enggak job mendadak ini, soalnya ini tawaran pertama kali untuk foto memfoto ini. Hehehehehe. Beberapa detik kemudian terucap kata bisa. Setelah melakukan negosiasi yang cukup alot itu kesepakatan sudah diputuskan. Kami masih pemula dalam ilmu Fotografi ini, tapi dengan modal nekad kami coba ambil tantangan ini meski cukup jauh lokasinya. Pekanbaru Muaratakus biasa memakan waktu sekitar empat  jam.

“Berapa ambil fee nya cuy,” tanyaku.
“8rtrb, “ jawabnya dengan senyuman, untuk pemula gak pa pa lah cuy.

Banyak fotografer yang mengambil foto wedding. Nah, inilah yang menjadi termotivasi untuk mencobanya. Bagaimana sih rasanya moto wedding ini. Walau banyak yang menertawai kami karena jauh kali jarak tempuh dan hasil yang kami dapat tidak seberapa. Tapi biarlah itu akan kami jadikan pengalaman berharga yang akan ku simpan sampai tua nanti.
#itupun kalau kami hidup sampai tua kelak,hehe,umurkan gk da yang tau sampai berapa. Itu kami jadikan motivasi terbalik.

Minggupun kami berangkat dari Pekanbaru tepatnya di kediaman kami Sekretariat LPM Gagasan Riau Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau. Waktu pagi hari kami pilih untuk mengawali perjalanan ini. Sohibku bersiap memanaskan kuda bajanya namanya bajaj. Sebelumnya kami sudah berteman cukup lama. Gagasanlah yang membuat kami berteman cukup dekat dan saling bekerjasama bersama sampai saat ini.#amin..

Dengan kondisi yang kurang fit, karena sebelumnya kemarin malam kami bae bagadang. #Hehehe. Maklum anak muda, tidur cepat gak zamannya lagi cuy. “Brmmm brmmm” motor sudah panas, packing is Done,don’t forget your camera thats important cuy.#hahaha.

Kamipun berangkat dengan niat pertama mencari pengalaman dan relasi dengan orang setempat. (dibalik bakwan kata deadline Gagasan berputar di benak kami)Red.#sedikit curhat
Perjalanan Pekanbaru-Muaratakus kami tempuh. Sebenarnya lokasi yang kami tuju belum jelas, tapi tempatnya di Muaratakus. “Hajar saja nanti di call lagi abang itu, “ hamba Allah. Setengah perjalanan kami coba hubungi abang itu.

“Dimana bang lokasinya, kami ntar ge kayaknya hampir Muaratakus,” Hamba.
“Lurus aja tapi jangan lurus ke Candi Muaratakusnya ya, “ katanya. Kamipun ikuti arahannya. Lewati Muaratakus, tapi tidak kami temui ujungnya. Seandainya lurus kami sampai di Kabupaten Limapuluh Kota.
“Ancak pulang kampuang se wak cuy, “ sohibku, ke kampungnya Payakumbuh.
***
Abang itunpun kami hubungi lagi. Oya lupa nyebutin nama lengkap abang itu, namanya Firdaus. Dan ternyata kami salah prediksi. Tanda ucapan Welcome pada gerbang masuk candi itu bukan langsung ke objek candi. Ternyata masih ada jalan di sana dan beberapa kampung kecil. #Kepolosan Kami Berujung Maut. “Ahaha, bcanda koq main maut segala cuy”

Balik lagi kami ke arah Pekanbaru. Ternyata iya, yang kami duga salah. Jangan mengambil keputusan yang masih ragu untuk diputuskan. Jauh sekali tempatnya ni. Dari gerbang kami masuki tadi ternyata masih jauh dari perkiraan kami lagi.

Akhirnya sampai setelah kami melihat simbol pesta pernikahan di sana. Ada tangkai yang menjulang ke atas berwarna kuning, ujungnya ada seperti bunga berwarna merah. #Hore hore akhirnya sampai juga.

Dan ternyata eh ternyata, pestanya belum mulai. Di perjalanan aku pikir pesta sudah mulai dan kami datang terlambat.#Takut kena ceramah,hihi. Setiba disana seorang lelaki melambaikan tangannya kearah kami. Kain sarung dan baju dalam masih melekat pada tubuhnya. Abang itu yang membawa kami sampai kesini (apalah yang dipakai abangni kyak mau ML aj)#Sssssssssttttt jangan bikin nanti ada yang baca yang umur under seventeen.

“Masuk dulu yo, pestanya belum mulai ntar lagi makan dulu ya, “ katanya sambil tertawa melihat kami (ntah ape yang budak ni tertawekan kepade kami, satu kata untuknya Cabak)#hehe bcanda kok bang.

“Oooo abang itu yang menelpon kami kemarin, “ kataku dalam hati sambil bengong. Hidangan ala kampung dekat Muaratakus kami santap dengan lahap (anggap perbaikan gizi cuy). Kebetulan kami dari pagi tadi belum ada memberikan lambung kami karbohidrat. Nasi dan teman-temannya kami habiskan secukupnya hingga membuat kami jatuh pingsan. Lama kali mulai pestanya, ya kami ketiduran. Sohibku tidur di dalam rumah dan aku (Ed) tidur di kursi sambil duduk (macam bersemedi di gua aja lu bray). Berselang menit ke menit. “Aiiii yuk foto lagi, “ kata Bang Daus.

Sohibku terpaksa aku bangunkan dari tidurnya yang pulas. Dia terbangun terkejut dan langsung memegang kamera. Kami atur posisi spot untuk mengambil gambar yang bagus. Dari pagi itu sampai malamnya kami bertugas sebagai fotografer dadakan dan berusaha sedikit lebih PRO. #hehe pede dikit boleh kan cuy.

. . . . Malampun tiba. Tugas kamipun selesai. Dari keberangkatan yang tempatnya tidak jelas dan akhirnya cemoohan yang kami terima setelah kami sampai Pekanbaru menjadi makanan kami dan ambil saja yang positifnya cuyy. Paginya kami (Ed&Glg) pulang ke Pekanbaru dengan kuda baja milik sohibku(Glg).

#Jadikan saja perkataan yang tidak menyenangkan hati anda sebagai 

MOTIVASI TERBALIK.

Motivasi Terbalik dikutip ketika kuliah , seorang senior saya mengatakan bahwa

“Jika Ada Orang Yang Mengatakan Kamu Buruk Dalam Apa Yang Kamu Perbuat Maka Jangan Takut. Jadikan Saja Itu Sebagai MOTIVASI TERBALIK Untuk Mu”

Artikel Terkait

Kepolosan Berujung Maut
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email