After Work w/Glg. Pose Sebelum Pulang Ke Pekanbaru, di Fotoin Mondan alias Sohib Gilang Helindro. |
#motivasi terbalik
Oleh Edo Fernando
“Kring, kring,
kring” Hp senterku berbunyi.
“Halo Asw, dengan siapa ini, “
ujar seorang hamba Allah.
“Ini teman dari abang temanmu mau
minta tolong, bisa gak lusa minggu take
foto wedding saya, lokasinya di Muara
Takus, “ ujarnya.
Saya dan sohibku berunding dulu
sebentar, ambil atau enggak job
mendadak ini, soalnya ini tawaran pertama kali untuk foto memfoto ini.
Hehehehehe. Beberapa detik kemudian terucap
kata bisa. Setelah melakukan negosiasi yang cukup alot itu kesepakatan sudah
diputuskan. Kami masih pemula dalam ilmu Fotografi ini, tapi dengan modal nekad
kami coba ambil tantangan ini meski cukup jauh lokasinya. Pekanbaru Muaratakus
biasa memakan waktu sekitar empat jam.
“Berapa ambil fee nya cuy,” tanyaku.
“8rtrb, “ jawabnya dengan senyuman, untuk pemula gak pa pa lah cuy.
Banyak fotografer yang mengambil
foto wedding. Nah, inilah yang
menjadi termotivasi untuk mencobanya. Bagaimana sih rasanya moto wedding ini.
Walau banyak yang menertawai kami karena jauh kali jarak tempuh dan hasil yang
kami dapat tidak seberapa. Tapi biarlah itu akan kami jadikan
pengalaman berharga yang akan ku simpan sampai tua nanti.
#itupun kalau kami hidup sampai
tua kelak,hehe,umurkan gk da yang tau sampai berapa. Itu kami jadikan motivasi terbalik.
Minggupun kami berangkat dari
Pekanbaru tepatnya di kediaman kami Sekretariat LPM Gagasan Riau Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau. Waktu pagi hari kami pilih
untuk mengawali perjalanan ini. Sohibku bersiap memanaskan kuda bajanya namanya
bajaj. Sebelumnya kami sudah berteman
cukup lama. Gagasanlah yang membuat
kami berteman cukup dekat dan saling bekerjasama bersama sampai saat ini.#amin..
Dengan kondisi yang kurang fit,
karena sebelumnya kemarin malam kami bae
bagadang. #Hehehe. Maklum anak muda,
tidur cepat gak zamannya lagi cuy.
“Brmmm brmmm” motor sudah panas, packing
is Done,don’t forget your camera that’s important cuy.#hahaha.
Perjalanan Pekanbaru-Muaratakus
kami tempuh. Sebenarnya lokasi yang kami tuju belum jelas, tapi tempatnya di
Muaratakus. “Hajar saja nanti di call
lagi abang itu, “ hamba Allah. Setengah perjalanan kami coba hubungi abang itu.
“Dimana bang lokasinya, kami ntar
ge kayaknya hampir Muaratakus,” Hamba.
“Lurus aja tapi jangan lurus ke
Candi Muaratakusnya ya, “ katanya. Kamipun ikuti arahannya. Lewati Muaratakus, tapi tidak kami temui ujungnya.
Seandainya lurus kami sampai di Kabupaten Limapuluh Kota.
“Ancak pulang kampuang se wak cuy, “ sohibku, ke kampungnya Payakumbuh.
***
Abang itunpun kami hubungi lagi. Oya
lupa nyebutin nama lengkap abang itu, namanya Firdaus. Dan ternyata kami salah
prediksi. Tanda ucapan Welcome pada
gerbang masuk candi itu bukan langsung ke objek candi. Ternyata masih ada jalan
di sana dan beberapa kampung kecil. #Kepolosan
Kami Berujung Maut. “Ahaha, bcanda koq main maut segala cuy”
Balik lagi kami ke arah Pekanbaru.
Ternyata iya, yang kami duga salah. Jangan
mengambil keputusan yang masih ragu untuk diputuskan. Jauh sekali tempatnya
ni. Dari gerbang kami masuki tadi ternyata masih jauh dari perkiraan kami lagi.
Akhirnya sampai setelah kami
melihat simbol pesta pernikahan di sana. Ada tangkai yang menjulang ke atas
berwarna kuning, ujungnya ada seperti bunga berwarna merah. #Hore hore akhirnya
sampai juga.
Dan ternyata eh ternyata, pestanya belum mulai. Di perjalanan aku pikir pesta sudah mulai dan kami datang terlambat.#Takut kena ceramah,hihi. Setiba disana seorang lelaki melambaikan tangannya kearah kami. Kain sarung dan baju dalam masih melekat pada tubuhnya. Abang itu yang membawa kami sampai kesini (apalah yang dipakai abangni kyak mau ML aj)#Sssssssssttttt jangan bikin nanti ada yang baca yang umur under seventeen.
“Masuk dulu yo, pestanya belum
mulai ntar lagi makan dulu ya, “ katanya sambil tertawa melihat kami (ntah ape
yang budak ni tertawekan kepade kami, satu kata untuknya Cabak)#hehe bcanda kok
bang.
“Oooo abang itu yang menelpon kami kemarin, “ kataku dalam hati sambil bengong. Hidangan ala kampung dekat Muaratakus kami santap dengan lahap (anggap perbaikan gizi cuy). Kebetulan kami dari pagi tadi belum ada memberikan lambung kami karbohidrat. Nasi dan teman-temannya kami habiskan secukupnya hingga membuat kami jatuh pingsan. Lama kali mulai pestanya, ya kami ketiduran. Sohibku tidur di dalam rumah dan aku (Ed) tidur di kursi sambil duduk (macam bersemedi di gua aja lu bray). Berselang menit ke menit. “Aiiii yuk foto lagi, “ kata Bang Daus.
Sohibku terpaksa aku bangunkan dari tidurnya yang pulas. Dia terbangun terkejut dan langsung memegang kamera. Kami atur posisi spot untuk mengambil gambar yang bagus. Dari pagi itu sampai malamnya kami bertugas sebagai fotografer dadakan dan berusaha sedikit lebih PRO. #hehe pede dikit boleh kan cuy.
. . . . Malampun tiba. Tugas kamipun selesai. Dari keberangkatan yang tempatnya tidak jelas dan akhirnya cemoohan yang kami terima setelah kami sampai Pekanbaru menjadi makanan kami dan ambil saja yang positifnya cuyy. Paginya kami (Ed&Glg) pulang ke Pekanbaru dengan kuda baja milik sohibku(Glg).
#Jadikan
saja perkataan yang tidak menyenangkan hati anda sebagai
MOTIVASI TERBALIK.
Motivasi Terbalik dikutip ketika kuliah , seorang senior
saya mengatakan bahwa
“Jika Ada
Orang Yang Mengatakan Kamu Buruk Dalam Apa Yang Kamu Perbuat Maka Jangan Takut.
Jadikan Saja Itu Sebagai MOTIVASI TERBALIK Untuk Mu”
Kepolosan Berujung Maut
4/
5
Oleh
Unknown